Me · pendidikan · Pikir · World

Pelajar-Pengajar di Atas Ironi

Dunia yang kita jalani ini begitu lucu dan menggemaskan, bukan begitu? Berjalan dengan ironi yang nanti lama baru kita sadari. Seperti menginjak runtutan lubang berulang-ulang tapi lama baru sadar kalau kita tengah menginjak lubang.

Sejujurnya, menjadi pelajar dan pengajar di saat yang bersamaan membuka mataku tentang kesalahan-kesalahan yang kulakukan selama masa akademik berlangsung. Kesalahan itu sebenarnya 70% tidak kusengaja, dan 30%nya semi sengaja. Ya, Anda bisa saja berpikir apapun maksud semi-sengaja.

Saat menjadi pelaku dan mendapat perlakuan negatif, kebanyakan dari kita akan me-masa-bodo-i kata-kata menusuk walaupun kita akan mengingatnya. Lalu setelah itu, kita akan menjadi enggan dan segan terhadap mereka. Masalahnya, menurut kita, itulah titik puncak kemampuan kita yang mereka tak pahami.

Dan memang benar, menjadi pengajar dan mendapatkan anak didik bermasalah tanpa mengetahui penyebabnya juga akan memberi kesan buruk di hati pengajar. Pengajar juga adalah manusia yang tidak bisa mengetahui segala-galanya masalah atau cara pikir anak didiknya. Dan di sinilah kesalutanku kutujukan, pada mereka pengajar yang sangat gigih dengan anak didiknya.

Pengajar bukanlah hakim yang bebas memutuskan bahwa anak didik A baik dan B buruk.
Pengajar bukanlah juri yang hanya menilai hasil lalu menentukan pemenang.

Pengajar adalah mereka yang mengajar. Mengajar anak didik mereka tapi tidak memaksakan kehendak mereka. Itu karena kita pernah menjadi seorang pelajar yang juga sering bandel atau kadang jatuh di tempat yang salah. Tapi hal itu bukanlah untuk membenarkan perilaku anak didik yang sedang “galau terhadap jati diri”, melainkan mengarahkan pandangannya dan bersabar menunjukkan jalannya.

Karena pengajar adalah manusia yang juga melakukan kesalahan, maka sepatutnya pula mereka menyadari kebutuhan untuk terus dan terus membenahi diri. Bukan hanya dari sisi akademik pengajar, melainkan juga mentalitasnya.

Ya, saya pun masih pengajar amatir.Tapi, setidaknya itulah yang saya pikirkan.

3 tanggapan untuk “Pelajar-Pengajar di Atas Ironi

  1. Menurut saya, satu-satunya yang membedakan antara pengajar dan pelajar adalah : pengajar membaca duluan, pelajar membaca belakangan.

    Disukai oleh 1 orang

Tinggalkan Balasan ke blueskypharmacy Batalkan balasan